Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 telah membawa perubahan drastis dalam cara kita belajar, berkomunikasi, dan bahkan berinteraksi dengan nilai-nilai spiritual. Di tengah banjir informasi dan kemajuan teknologi yang cepat, peran seorang pendidik Islam (Murobbi) menjadi semakin krusial.
Pendidik saat ini tidak hanya bertugas menyampaikan pengetahuan, tetapi juga harus mampu membentuk karakter Rabbani—yaitu individu yang dekat dengan Allah dan berpegang teguh pada adab dan etika. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Babussalam hadir untuk menjawab tantangan ini.
1. Menjembatani Ilmu Tradisional dan Metodologi Modern
Program studi di STIT Babussalam—seperti Pendidikan Agama Islam (PAI), Manajemen Pendidikan Islam (MPI), dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)—dirancang untuk menciptakan keseimbangan sempurna:
- Kekuatan Ilmu Diniyah: Mahasiswa dibekali pemahaman mendalam tentang Al-Qur’an, Hadits, Fiqih, dan Akhlak, memastikan fondasi keislaman yang kuat.
- Penguasaan Edutech: Kami melatih calon pendidik untuk memanfaatkan teknologi (aplikasi pembelajaran, e-learning, AI sederhana) sebagai alat bantu mengajar yang kreatif dan menarik bagi generasi digital native.
Lulusan kami siap mengajar dengan hati Rabbani dan perangkat digital yang mumpuni.
2. Kualitas Binaan di Tangan Lulusan MPI dan PGMI
Pendidikan Islam yang berkualitas dimulai dari pengelolaan yang baik dan pengajaran di usia dini:
- Manajemen Pendidikan Islam (MPI): Lulusan MPI adalah calon pemimpin lembaga pendidikan. Mereka tidak hanya belajar administrasi, tetapi juga kepemimpinan berbasis nilai-nilai Islam, mampu menyusun kurikulum yang berorientasi dunia dan akhirat.
- Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI): Guru MI adalah pembentuk karakter awal. Lulusan PGMI dibekali metode pengajaran yang ramah anak, kreatif, dan mampu menanamkan adab dan tauhid sejak dini, sesuai dengan perkembangan psikologis anak.
3. Misi Suci Pendidik Tarbiyah: Menjadi Uswatun Hasanah
Di atas semua keahlian teknis dan manajerial, misi utama lulusan STIT Babussalam adalah menjadi Uswatun Hasanah (teladan yang baik).
- Keteladanan adalah Kurikulum Utama: Kami menekankan bahwa perilaku dan karakter seorang guru adalah kurikulum yang paling efektif. Mahasiswa dibina untuk memiliki integritas, amanah, dan ghirah (semangat) dalam berdakwah melalui profesi.
- Pengabdian di Aceh Tenggara: Lulusan STIT Babussalam dipersiapkan untuk kembali dan mengabdi di lingkungan mereka, membawa nuansa perbaikan pendidikan Islam, dan menjadi pilar moral bagi masyarakat Aceh Tenggara.
Bergabunglah dengan STIT Babussalam. Mari kita cetak pendidik yang mampu menghadapi revolusi digital tanpa kehilangan ruh Rabbani.



Leave a Reply