Pendidikan Islam yang efektif haruslah bersifat kontekstual—mengakar pada nilai-nilai agama, tetapi juga menghargai dan melestarikan kearifan lokal tempat ia berada. Di Aceh Tenggara, harmoni antara Islam dan Adat telah menjadi pilar utama kehidupan bermasyarakat. STIT Babussalam berkomitmen mencetak pendidik yang mampu menjembatani kedua dunia ini, memastikan pendidikan Islam relevan dengan konteks budaya lokal.
Kami mempersiapkan lulusan untuk menjadi guru dan pemimpin madrasah yang mampu menanamkan nilai-nilai Tarbiyah sambil merawat kekayaan budaya Aceh Tenggara.
1. Mengapa Integrasi Adat itu Penting?
Menggabungkan adat dan agama dalam pendidikan memberikan beberapa keuntungan fundamental:
- Relevansi Pembelajaran: Siswa lebih mudah menerima dan mengaplikasikan ajaran agama ketika ia disajikan melalui contoh-contoh dan praktik yang sudah familiar dalam kehidupan sehari-hari dan adat mereka.
- Penguatan Identitas Lokal: Pendidikan menjadi alat yang efektif untuk melestarikan bahasa, tradisi, dan etika lokal dari generasi ke generasi.
- Mendukung Moderasi: Adat biasanya mengajarkan nilai-nilai musyawarah, toleransi, dan gotong royong, yang sejalan dengan semangat Islam Wasathiyyah (moderat).
2. Implementasi dalam Program Studi
Lulusan STIT Babussalam, terutama dari PAI dan PGMI, dilatih untuk menerapkan integrasi ini secara praktis:
- Pendidikan Agama dan Hukum Adat: Menganalisis bagaimana hukum adat yang berlaku di Aceh Tenggara (terutama terkait perkawinan, warisan, atau penyelesaian sengketa) sejalan atau berbeda dengan Fiqh, dan mengajarkannya secara bijaksana.
- Seni dan Budaya Islami: Mengintegrasikan seni bacaan hikayat (cerita rakyat) atau rapai (kesenian musik tradisional) Aceh ke dalam kegiatan madrasah, menjadikannya media yang Islami untuk menyampaikan pesan moral dan sejarah.
- Manajemen Pendidikan Berbasis Lokal: Lulusan MPI (Manajemen Pendidikan Islam) dilatih untuk melibatkan tokoh adat (keuchik atau imeum) dalam pengambilan kebijakan madrasah, memperkuat hubungan madrasah dengan komunitas.
3. Kontribusi pada Pembangunan Karakter
Integrasi ini bertujuan membangun karakter siswa yang utuh:
- Karakter Amanah dan Kepatuhan: Nilai kepatuhan terhadap pemimpin dan tanggung jawab sosial yang kuat dalam adat lokal diperkuat dengan konsep amanah dalam Islam.
- Sikap Menghormati dan Santun: Adat Aceh Tenggara yang menjunjung tinggi etika sopan santun ditanamkan bersamaan dengan adab Islami kepada orang tua dan guru.
STIT Babussalam berkomitmen mencetak pendidik yang mampu menjadikan madrasah sebagai pusat pelestarian agama dan budaya, menciptakan generasi yang bangga dengan identitas lokal dan teguh pada ajaran Islam.


Leave a Reply