Mengapa Lulusan PAI dan PGMI Harus Melek Sains dan Teknologi

·

·

Madrasah, sebagai lembaga pendidikan khas Indonesia, memiliki mandat ganda: mencerdaskan kehidupan spiritual dan intelektual siswa. Namun, seringkali terjadi dikotomi antara ilmu agama (ulumuddin) dan ilmu umum (sains dan teknologi). STIT Babussalam memandang dikotomi ini sebagai hambatan yang harus diatasi, dan jawabannya terletak pada Integrasi Ilmu.

Integrasi Ilmu bukanlah sekadar menggabungkan dua mata pelajaran, melainkan menanamkan kesadaran bahwa seluruh ilmu pengetahuan adalah manifestasi dari kebesaran Allah Swt. Lulusan PAI dan PGMI dari STIT Babussalam harus menjadi pelopor integrasi ini.

1. Merajut Akidah dan Sains di Ruang Kelas

Peran utama lulusan Tarbiyah adalah menunjukkan bahwa ayat-ayat Qauliyah (Al-Qur’an) dan ayat-ayat Kauniyah (alam semesta) saling menguatkan.

  • PGMI (Guru Madrasah Ibtidaiyah): Guru harus mampu menjelaskan konsep IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) seperti siklus air atau fotosintesis sebagai bagian dari tanda-tanda kebesaran Allah. Ini menumbuhkan pemahaman Tauhid yang mendalam pada anak usia dini.
  • PAI (Pendidikan Agama Islam): Guru PAI harus mampu menggunakan data dan fakta sains untuk menjelaskan kemukjizatan Al-Qur’an dan Hadits, membuat pelajaran agama menjadi relevan dan kontekstual bagi generasi yang logis dan kritis.

2. Kebutuhan Melek Teknologi (Edutech)

Di Aceh Tenggara, akses terhadap informasi dan teknologi semakin terbuka. Pendidik harus mampu bersaing dengan sumber-sumber belajar digital.

  • Pemanfaatan E-Learning: Lulusan STIT Babussalam dilatih untuk merancang materi ajar PAI dan PGMI menggunakan platform digital, video-based learning, dan kuis interaktif, membuat pembelajaran agama menjadi menarik.
  • Literasi Digital: Pendidik harus mengajarkan siswa etika digital berdasarkan perspektif Islam, membimbing mereka dalam menyaring informasi (tabayyun) dan mencegah penyebaran hoax.

3. Peran Lulusan MPI dalam Kebijakan Integrasi

Melalui program Manajemen Pendidikan Islam (MPI), lulusan STIT Babussalam dipersiapkan untuk memimpin kebijakan yang mendukung integrasi ilmu:

  • Kurikulum Terpadu: Mampu merancang kurikulum madrasah yang tidak lagi memisahkan ilmu agama dan ilmu umum, melainkan menyatukannya dalam tema-tema besar.
  • Pengelolaan SDM: Memastikan semua guru, baik agama maupun umum, memiliki visi yang sama tentang pentingnya integrasi ilmu dalam proses pembelajaran.

Dengan menguasai sains, teknologi, dan etika Islam, lulusan STIT Babussalam akan menjadi arsitek madrasah masa depan yang mencetak generasi Ulul Albab—individu yang cerdas (fikir) dan berdzikir (dzikir).



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *